Minggu, 29 Mei 2011

Ikatan Kimia

DAFTAR ISI

4.1   PENDAHULUAN

4.2   DEFINISI IKATAN KIMIA

4.3   JENIS-JENIS IKATAN KIMIA

4.4   JENIS-JENIS IKATAN KOVALEN

4.5   POLARISASI IKATAN KOVALEN

4.6   KESIMPULAN

4.7   CONTOH SOAL dan PEMBAHASAN

4.8   DAFTAR PUSTAKA



4.1            PENDAHULUAN

Dalam makalah ini akan dibahas tentang ikatan kimia yang terdiri dari pembahasan tentang pengertian ikatan kimia, jenis-jenis ikatan kimia, jenis-jenis ikatan kovalen, dan polarisasi ikatan kovalen.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat.


4.2      Definisi Ikatan Kimia

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :

a)      atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
b)      penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
c)      penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan


Ø  Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Ø  Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
Ø  Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).
Ø  Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Ø  Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).


Periode
Unsur
Nomor Atom
K
L
M
N
O
P
1
He
2
2





2
Ne
10
2
8




3
Ar
18
2
8
8



4
Kr
36
2
8
18
8


5
Xe
54
2
8
18
18
8

6
Rn
86
2
8
18
32
18
8

Ø  Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.


o   Lambang Lewis
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
·   Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
·   Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).


4.3 Jenis-jenis ikatan kimia

          Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.


1). Ikatan Ion ( elektrovalen )
  • Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
  • Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum Coulomb).
  • Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.

Contoh 1 :
Ikatan antara  dengan
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 8, 1
 = 2, 8, 7

§  Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
§  Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.

(2,8,1)      (2,8)

(2,8,7)           (2,8,8)

§  Antara ion Na+ dengan terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk senyawa ion NaCl.

Contoh 2 :
Ikatan antara Na dengan O
ü  Supaya mencapai oktet, maka Na harus melepaskan 1 elektron menjadi kation Na+
(2,8,1)      (2,8)
ü  Supaya mencapai oktet, maka O harus menerima 2 elektron menjadi anion
(2,6)              (2,8)

ü  Reaksi yang terjadi :
                   (x2)
                 (x1)
                                             +
2 Na + O                   2 Na+ +          Na2O

Contoh lain : senyawa MgCl2, AlF3 dan MgO


Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :
a)      Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)
Contoh : NaF, KI, CsF
b)      Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O
c)      Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS

Sifat umum senyawa ionik :
1)      Titik didih dan titik lelehnya tinggi
2)      Keras, tetapi mudah patah
3)      Penghantar panas yang baik
4)      Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)
5)      Larut dalam air
6)      Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)


2).  Ikatan Kovalen
o   Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
o   Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
o   Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
o   Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.
o   Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).




4.4     Jenis-jenis Ikatan Kovalen

a).        Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
ü  Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
ü  Konfigurasi elektronnya :
  = 1
ü  Ke-2 atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).
ü  Untuk itu, ke-2 atom H saling meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat sepasang elektron yang dipakai bersama.
Rumus struktur     =
Rumus kimia         = H2

Contoh 2 :
v  Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
v  Konfigurasi elektronnya :
  = 1
             = 2, 7
v  Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi.
v  Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne).
v  Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

Rumus struktur     =
Rumus kimia         =  HF




b). Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Contoh :
§  Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2
§  Konfigurasi elektronnya :
= 2, 6
§  Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2.
§  Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
Rumus struktur     :
Rumus kimia         : O2

§  Soal :
Tuliskan pembentukan ikatan kovalen dari senyawa berikut : (lengkapi dengan rumus struktur dan rumus kimianya)
1)      Atom C dengan O membentuk molekul CO2
2)      Atom C dengan H membentuk molekul C2H4 (etena)

c). Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Contoh 1:
o   Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2
o   Konfigurasi elektronnya :
= 2, 5
o   Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.
o   Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.


Rumus struktur     :
Rumus kimia         : N2


Contoh 2:
§  Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
§  Konfigurasi elektronnya :
= 2, 4
  = 1

§  Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.
§  Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan 3 pada atom C lainnya.

                 
(Rumus Lewis)         (Rumus bangun/struktur)



3).  Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ / Semipolar
  • Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
  • Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

Contoh 1:
  • Terbentuknya senyawa

atau


Contoh 2:
  • Terbentuknya molekul ozon (O3)
  • Agar semua atom O dalam molekul O3 dapat memenuhi aturan oktet maka dalam salah 1 ikatan , oksigen pusat harus menyumbangkan kedua elektronnya.


Rumus struktur :
        O



4).  Ikatan Logam
v  Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
v  Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
v  Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
v  Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
v  Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.

Gambar Ikatan Logam

v  Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
v  Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu :
a).  berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b).  dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
c).  penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.




4.5     Polarisasi Ikatan Kovalen

Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.
Contoh 1 :
Molekul HCl

*      Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.

*      Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).

    

*      Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.

*      Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
                                                                                         
Contoh 2 :
               

*      Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.

*      Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.





Contoh 3 :


                  

*      Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).


o   Momen Dipol ( µ )
Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.
Dirumuskan :
µ = Q x r      ;        1 D = 3,33 x 10-30 C.m
keterangan :
µ    = momen dipol, satuannya debye (D)
Q   = selisih muatan, satuannya coulomb (C)
r    = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)




Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen
No
Sifat
Senyawa Ion
Senyawa Kovalen
1
Titik didih
Tinggi
Rendah
2
Titik leleh
Tinggi
Rendah
3
Wujud
Padat pada suhu kamar
Padat,cair,gas pada suhu kamar
4
Daya hantar listrik
Padat = isolator
Lelehan = konduktor
Larutan = konduktor
Padat = isolator
Lelehan = isolator
Larutan = ada yang konduktor
5
Kelarutan dalam air
Umumnya larut
Umumnya tidak larut
6
Kelarutan dalam trikloroetana (CHCl3)
Tidak larut
Larut



Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet
1). Pengecualian Aturan Oktet
a)      Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3
b)     Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

c)      Senyawa dengan oktet berkembang
Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih).
Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5



2). Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post transisi.
Contoh :
ü  atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2
ü  atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3

Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :
1)      Tidak mencapai oktet
2)      Melampaui oktet ( oktet berkembang )


Penulisan Struktur Lewis
Langkah-langkahnya :
1)      Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis
2)      Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan
3)      Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)
4)      Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)

Langkah alternatif : ( syarat utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui )

1)      Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion
2)      Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan
3)      Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet
4)      Tambahkan sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat
5)      Jika atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan rangkap dengan atom pusat


Resonansi
a.       Suatu molekul atau ion tidak dapat dinyatakan hanya dengan satu struktur Lewis.
b.      Kemungkinan-kemungkinan struktur Lewis yang ekivalen untuk suatu molekul atau ion disebut Struktur Resonansi.
Contoh :
        
c.       Dalam molekul SO2 terdapat 2 jenis ikatan yaitu 1 ikatan tunggal ( ) dan 1 ikatan rangkap ( ).
d.      Berdasarkan konsep resonansi, kedua ikatan dalam molekul SO2 adalah ekivalen.
e.       Dalam molekul SO2 itu, ikatan rangkap tidak tetap antara atom S dengan salah 1 dari 2 atom O dalam molekul itu, tetapi silih berganti.
f.       Tidak satupun di antara ke-2 struktur di atas yang benar untuk SO2, yang benar adalah gabungan atau hibrid dari ke-2 struktur resonansi tersebut.





4.6            KESIMPULAN

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
  • atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
  • penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
  • penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.
Lambing Lewis adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya. Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang). Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).

Ikatan kimia dibedakan menjadi 4 bagian berdasarkan perubahan konfigurasi electron yang terjadi yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.
·         Ikatan Ion ( elektrovalen ), Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
·         Ikatan Kovalen, adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
Jenis-jenis ikatan kovalen :
1.      Ikatan Kovalen Tunggal
2.      Ikatan Kovalen Rangkap Dua
3.      Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
4.      Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ / Semipolar
5.      Ikatan Logam

kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
Momen Dipol ( µ ), adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.
Dirumuskan :
µ = Q x r   ;           1 D = 3,33 x 10-30 C.m
Pengecualian Aturan Oktet
a)      Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
b)      Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
c)      Senyawa dengan oktet berkembang
Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :
  • Tidak mencapai oktet
  • Melampaui oktet ( oktet berkembang )
Penulisan Struktur Lewis
Langkah-langkahnya :
  • Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis
  • Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan
  • Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)
  • Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S).
Kemungkinan-kemungkinan struktur Lewis yang ekivalen untuk suatu molekul atau ion disebut Struktur Resonansi.



























4.7           Contoh soal dan pembahasan :

1.      diketahui unsur-unsur : 10A; 11B ; 17C; 18D. Ikatan ion yang mungkin dihasilkan adalah pasangan dari unsur-unsur..........
A.    A dan B
B.     A dan C
C.     C dan D
D.    B dan D
E.     B dan C
Jawab : E
Ikatan ion terbentuk antara unsur yang cenderung melepas elektron (logam; golongan IA, IIA atau IIIA) dengan unsur yang cenderung menangkap elektron (nonlogam; golongan IVA – VIIA). Sedangkan goongan VIIIA tidak cenderung melepas atau pun  menangkap elektron karena struktur elektronya sudah stabil.
10 A ; 2  , 8 → golongan VIIIA
11 B ; 2  , 8, 1 → golongan IA (logam, cenderung melepas 1 e)
 17 B ; 2  , 8, 7 → golongan VIIA (nonlogam, cenderung menangkap 1 e)
18 B ; 2  , 8, 8 → golongan VIIIA

2.      Diketahui unsur-unsur 12X dan 17Y. Jika kedua unsur tersebut berikatan, maka rumus senyawa yang dihasilkan adalah.........
A.    XY
B.     XY2
C.     X2Y
D.    X2Y2
E.     X2Y3
Jawab : B
12 X ; 2  , 8, 2 → melepas 2e         (x1)
17 B ; 2  , 8, 7 → menangkap 1e    (x2)
Rumus senyawa yang dihasilkan adalah xy2 dengan jenis ikatan ionik


3.      Berikut ini adalah data fisik dari 2 buah zat tak dikenal:
Senyawa
Daya hantar listrik dalam larutan
Tidik didih
Titik leleh
X
Tidak menghantar
800C
500C
Y
Menghantar
> 5000C
> 4000C

Dari data tersebut, jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa X dan Y berturut-turut adalah........
A.    Kovalen dan hidrogen
B.     Kovalen nonpolar dan ion
C.     Ion dan kovalen nonpolar
D.    Hidrogen dan kovalen nonpolar
E.     Ion dan kovalen koordinat
Jawaban B
Senyawa kovalen mempunyai titik didih dan titik leleh rendah karena gaya antar molekulnya jauh lebih lemah daripada gaya kisi kristal ionik pada senyawa ionik. Dengan demikian senyawa x adalah suatu senyawa kovalen sedangkan y adalah suatu senyawa ionik. Karena senyawa X dalam larutannya tidak menghantarkan listrik, maka molekulnya tidak terionisasi dalam air, sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis ikatan kovalen pada senyawa x adalah ikatan kovalen nonpolar.
4.      Keelektronegatifan atom-atom F, Cl, Br, dan I adalah 4; 3; 2,8; dan 2,5. Senyawa berikut yang paling polar adalah..........
A.    FBr
B.     Ibr
C.     CIF
D.    F2
E.     ICI
Jawab : A
Makin besar selish keelektronegatifan antara unsur-unsur, maka senyawa makin polar. Selish keelektronegatifan untuk Fbr, lbr, CIF, F2 dan ICI berturut-turut adalah 1,2; 0,3; 1; 0; 0,5.
5.      Struktur Lewis HNO3 adalah sebagai berikut........
Ikatan kovalen dan koordinat ditunjukkan oleh nomor
A.    1 dan 2
B.     2 dan 3
C.     1 dan 5
D.    3 dan 5
E.     5 dan 4
Jawab : E
(1)   Ikatan kovalen; (2) pasangan elektron bebas; (3) ikatan kovalen rangkap dua; (4) ikatan kovalen koordinasi; (5) ikatan kovalen.

6.      Senyawa yang mempunyai titik didih paling tinggi adalah.........
Ar, H = 1; C = 12; N = 14; O = 16; F = 19; Mg = 24 ; S = 32
A.    N2O
B.     C­3H8
C.     HF
D.    MgO
E.     SO2
Jawab : C
Gaya antar molekul yang terdapat pada senyawa : (1) ikatan hidrogen; (2) gaya kisi kristal ionik; (3) gaya van der Waals; (4) ikatan hidrogen; (5) ikatan hidrogen.


12. Elektronegativitas unsur-unsur sebagai berikut :
Cl
Be
Mg
Ca
Sr
Ba
3,16
1,57
1,31
1,00
0,95
0,89

Berdasarkan data tersebut di atas dapat ditafsirkan bahwa ikatan ion paling lemah adalah...........
A.    BeCl2
B.     MgCl2
C.     CaCl2
D.    SrCl2
E.     BaCl2
Jawab  : A
Ikatan ion paling lemah adalah antar atom dalam senyawanya mempunyai selisih keelektronegatifan paling kecil.



4.8            DAFTAR FUSTAKA

Purba, Michael. 2006. Kimia. Jakarta : Erlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.